Dalam arti sederhana, guru sebagai salah satu
sumber belajar yang berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif
bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Sebagai proses nyata dari pengertian
di atas, guru hendaknya melakukan pemilihan dan penentuan metode apa yang akan
dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dari pemilihan dan penentuan metode tersebut, guru
semestinya bisa berinovasi dengan baik dalam menyampaikan materinya.
Selanjutnya, siswa tidak akan merasa jenuh dengan metode-metode yang hanya
itu-itu saja. Setiap hari siswa hanya diberi materi dengan metode yang sama,
misalnya ceramah saja dalam menyampaikan materinya. Guru harus mempunyai
bermacam-macam dam beragam model pembelajaran. Hal ini juga akan membawa
pembelajaran yang sukses atau bisa dicerna dengan baik oleh siswa.
Guru yang berpengalaman akan bisa mengolah materi,
metode, dan model sehingga siswa tidak akan merasa kejenuhan masuk kelas dan
materi yang disampaikannya pun kan bisa dicerna dan diterima dengan sebaik
mungkin.
Adapun tujuan dari pembelajaran disini menurut
Malik (2003) setidaknya harus memenuhi tiga aspek. Pertama, menyediakan
situasi dan kondisi untuk belajar; Kedua, mendefinisikan tingkah laku
siswa dalam sebuiah bentuk yang nantinya dapat diukur serta diamati; Ketiga,
menyatakan tingkat minimal prilaku yang dikehendaki.
Dari uraian di atas, guru, yang mempunyai tugas
untuk memberikan pembelajaran hendaknya mampu menciptakan situasi dan kondisi
kelas yang nyaman, aman, tertib, tidak terganggu oleh apapun, sehingga nantinya
umpan balik yang dapat didapat oleh guru itu sendiri adalah dapat mengetahui
secara menyeluruh aktifitas siswa-siswanya dan dapat menyatakan bahwa siswa
yang ada di kelasnya telah mampu menyerap dan menguasi materi pembelajaran.
Maka, sebenarnya posisi guru di sini adalah pihak
yang paling bertanggung jawab atas hasil dari pembelajaran yang dilangsungkan
dalam kelas. Dengan demikian, guru sepantas mempunyai pendidikan yang mapan
sebelum memberikan pembelarajan terhadap siwa-siwanya. Pendidikan yang
ditransformasikan oleh guru tidak lepas dari pendidikan guru itu sendiri. Jika
guru tersebut hanya mempunyai pendidikan yang rendah, maka dapat disimpulkan
siswanya akan mempunyai pengalaman pendidikan yang rendah juga. Demikian
sebaliknya, jika guru mempunyai pembekalan pendidikan yang cukup tinggi serta
dapat dikatakan guru tersebut memang mempuni dibidang pendidikan, alhasil dapat
disimpulkan bahwa siswanya juga akan memperoleh penglaman pendidikan yang
tinggi juga.
Apabila ditarik pada tujuan pendidikan nasional,
pendidikan harus bisa menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas dengan
mengembangkan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Tujuan muliya tersebut
secara terperinci Hasbullah (2009) menyebutkan; 1) Beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, 2) Berbudi pekerti luhur, 3) Memiliki pengetahuan dan
berterampilan, 4) Sehat jasmani dan rohani, 5) Memiliki kepribadian yang mantap
dan mandiri, dan 6) bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
Ditangan gurulah, masyarakat akan mampu menjadi
manusia yang dicita-citan bangsa serta menjadi harapan bersama.