Selasa, 07 Mei 2013

Pendidikan Ditangan Pendidik


Dalam arti sederhana, guru sebagai salah satu sumber belajar yang berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Sebagai proses nyata dari pengertian di atas, guru hendaknya melakukan pemilihan dan penentuan metode apa yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dari pemilihan dan penentuan metode tersebut, guru semestinya bisa berinovasi dengan baik dalam menyampaikan materinya. Selanjutnya, siswa tidak akan merasa jenuh dengan metode-metode yang hanya itu-itu saja. Setiap hari siswa hanya diberi materi dengan metode yang sama, misalnya ceramah saja dalam menyampaikan materinya. Guru harus mempunyai bermacam-macam dam beragam model pembelajaran. Hal ini juga akan membawa pembelajaran yang sukses atau bisa dicerna dengan baik oleh siswa.
Guru yang berpengalaman akan bisa mengolah materi, metode, dan model sehingga siswa tidak akan merasa kejenuhan masuk kelas dan materi yang disampaikannya pun kan bisa dicerna dan diterima dengan sebaik mungkin.
Adapun tujuan dari pembelajaran disini menurut Malik (2003) setidaknya harus memenuhi tiga aspek. Pertama, menyediakan situasi dan kondisi untuk belajar; Kedua, mendefinisikan tingkah laku siswa dalam sebuiah bentuk yang nantinya dapat diukur serta diamati; Ketiga, menyatakan tingkat minimal prilaku yang dikehendaki.
Dari uraian di atas, guru, yang mempunyai tugas untuk memberikan pembelajaran hendaknya mampu menciptakan situasi dan kondisi kelas yang nyaman, aman, tertib, tidak terganggu oleh apapun, sehingga nantinya umpan balik yang dapat didapat oleh guru itu sendiri adalah dapat mengetahui secara menyeluruh aktifitas siswa-siswanya dan dapat menyatakan bahwa siswa yang ada di kelasnya telah mampu menyerap dan menguasi materi pembelajaran.
Maka, sebenarnya posisi guru di sini adalah pihak yang paling bertanggung jawab atas hasil dari pembelajaran yang dilangsungkan dalam kelas. Dengan demikian, guru sepantas mempunyai pendidikan yang mapan sebelum memberikan pembelarajan terhadap siwa-siwanya. Pendidikan yang ditransformasikan oleh guru tidak lepas dari pendidikan guru itu sendiri. Jika guru tersebut hanya mempunyai pendidikan yang rendah, maka dapat disimpulkan siswanya akan mempunyai pengalaman pendidikan yang rendah juga. Demikian sebaliknya, jika guru mempunyai pembekalan pendidikan yang cukup tinggi serta dapat dikatakan guru tersebut memang mempuni dibidang pendidikan, alhasil dapat disimpulkan bahwa siswanya juga akan memperoleh penglaman pendidikan yang tinggi juga.
Apabila ditarik pada tujuan pendidikan nasional, pendidikan harus bisa menciptakan kehidupan bangsa yang cerdas dengan mengembangkan masyarakat Indonesia secara menyeluruh. Tujuan muliya tersebut secara terperinci Hasbullah (2009) menyebutkan; 1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, 2) Berbudi pekerti luhur, 3) Memiliki pengetahuan dan berterampilan, 4) Sehat jasmani dan rohani, 5) Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, dan 6) bertanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa.
Ditangan gurulah, masyarakat akan mampu menjadi manusia yang dicita-citan bangsa serta menjadi harapan bersama.

Sabtu, 04 Mei 2013

SANDAL; NILAI POSITIF DARI PENGAMALAN ILMU

Pak kiai, merupakan sebutan lain dari seorang yang mempunyai ilmu keagamaan yang cukup tinggi (kalau boleh  mengatakan). akan tetapi, permasalahan yang disodorkan pada kiai bukan hanya permasalahan agama saja.. sangat kompleks dan beragam. mulai dari pertanian, ekonomi, politik, dan sebagainya. sedangkan posisi dari seorang kiai harus mampu menjabarkan dan menjawab segala bentuk permasalahan yang disodorkan tersebut.
sisi lain dari seorang kiai adalah sosok yang sangat disegani, dikagumi, menjadi panutan masyarakat di lingkungannya. apa yang dikatakan oleh kiai tersebut merupakan perintah dan mempunyai hukum yang wajib. yang tidak disenangi atau apabila ada suatu pekerjaan yang memang dilarang oleh pak kiai merupakan anjuran yang harus dijauhi.
sehingga, dari kebiasaan-kebiasaan atau juga pembiasaan dari masyarakat yang nunut dan patuh pada pak kiai harus menjalani kehidupan yang penuh dengan larangan dan perintah.
salah satu kebiasan yang timbul pada masyarakat pedesaan khususnya, sangat fanatik, sehingga bila pak kiai naik kesurau (musollah) sandal yang dipakainya langsung berubah arah. yang semula menghadap ke arah barat misalnya dan setelah itu membelakangi arah awal tersebut. dan kemudian, apabila sandal tersebut tidak berubah arah, bisa dimungkinkan masyarakat atau katakan saja santri tersebut tidak patuh dan tunduk pada pak kiai. sehingga sandal yang awalnya mengarah ke depan (Contoh) berbalik membelakangi dan hal tersebut akan mempermudah kiai ketika akan turun dari surau/ musollah dan bisa langsung  memakai sandalnya. begitu juga hal tersebut berlaku pada saat menghadiri acara-acara tertentu.
sandal dalam hal ini akan membuktikan bahwa santri tersebut memang taat dalam menjalani amalan ilmu yang telah didapat ketika saat proses nyantrinya tersebut.